Kurangi Ancaman Global Warming, Dosen UMM kembangkan Alat pemengetraksi Gas Metana Pada Tumpukan Sampah

Rabu, 18 Mei 2016 10:21 WIB

Berita UMM
 

  

 

Isu ancaman global warming atau pemanasan global memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, efeknya pun dapat kita rasakan secara langsung salah satunya perubahan cuaca yang ekstrim. Pemanasan Global terjadi  karena efek gas rumah kaca, yang mengotori atmosfir.  salah satu gas rumah kaca yang penting di perhatikan  adalah gas metan, yang memiliki efek rumah kaca 21 x efek karbon dioksida. Gas metana ini banyak dihasilkan oleh timbunan sampah organik. oleh sebab itu gas metan di timbunan akhir sampah, harus diekstraksi, diambil, dimanfaatkan agar tidak lepas ke atmosfir.

 

Alat pengetraksi gas metana pada tumpukan sampah ini, jelas dapat menjadi salah satu solusi yang tepat dalam mengurangi ancaman pemanasan global. Alat ekstraksi gas metana sudah lazim ada di negara maju, dan di TPA bersanitasi.  Namun pada tahun 2011 dosen Jurusan Tekhnik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bernama Ahmad Fauzan, telah mengembangkan alat ini dengan penyerderhanaan metode pemasangan dengan menggunakan metode pemukulan dan penekanan.    .

 

             “Pengembangan Alat Pengekstraksi Gas Metana Pada Tumpukan Sampah ini juga terkait dengan pipa ekstraksi berpori, yang digunakan dalam pengekstrasian gas metana tersebut, yang disempurnakan dengan menambahkan batang pelindung di atas masing-masing pori yang bersangkutan,” Ungkap Fauzan.

 

            Sebelumnya penemuan ini telah di didaftarkan paten pada tahun 21 Juli 2011 dengan No P00201100434 dan telah diperbarui pada 11 november 2011 dengan No P00201100724. Ahmad Fauzan juga berharap bahwa penemuan ini bisa memudahkan masyarakat untuk dapat mengekstraksi gas metana pada tumpukan sampah atau tempat pembuangan akhir. (wfk) 

 

 

Shared: